Metode Inkuiri Terbimbing

BAB II LANDASAN TEORI 
 A. Metode Inkuiri Terbimbing 
1. Teori Pendukung Menurut Slavin dalam Trianto, teori konstruktivistik ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan menstransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide. Pembelajaran akan bermakna jika siswa dapat menemukan sendiri, memecahkan masalah dan memproses informasi terkait dengan pengetahuan. Pemaparan tersebut berkaitan dengan salah satu metode pembelajaran yaitu metode inkuiri. Teori ini merupakan suatu proses mengasimilasikan dan mengaitkan pengalaman atau pengetahuan siswa yang dipelajari dengan pengertian yang sudah ada, sehingga pengetahuanya dapat dikembangkan dengan memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri. 

 2. Pengertian Metode Inkuiri Terbimbing Inquiri berasal dari bahasa inggris “inquiry” yang secara harfiah berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Menurut Sund yang dikutip oleh Suryosubroto dalam Trianto menyatakan bahwa inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari dan memahami informasi. Sedangkan menurut Gulo dalam Trianto, menyatakan strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuanya dengan percaya diri. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah: 1) keterlibatan secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; 2) keterarahkan kegiatan secara logis dalam sistematis pada tujuan pembelajaran; 3) mengembangkan sikap percaya diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri Menurut B. Joyce and M. Weil dalam Mulyasa metode inkuiri adalah sebuah model yang intinya melibatkan siswa ke dalam masalah asli dan menghadapkan mereka dengan sebuah penyelidikan, membantu mereka mengidentifikasi konseptual atau metode pemecahan masalah yang terdapat dalam penyelidikan, dan mengarahkan siswa untuk mencari jalan keluar dari masalah tersebut. Inkuiri merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual. Selanjutnya dapat dipahami bahwa metode inkuiri adalah sebuah model pembelajaran yang melatih siswa untuk berpikir kritis, cerdas dan berwawasan karena membiasakan peserta didik memecahkan suatu masalah sendiri dengan memproses informasi yakni dengan meneliti, menjelaskan fenomena dan memecahkan masalah secara ilmiah. Pendekatan inkuiri terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan besarnya intervensi guru terhadap siswa atau besarnya bimbingan yang diberikan guru terhadap siswanya. Ketiga jenis pendekatan inkuiri tersebut adalah (1) Inkuiri Terbimbing yaitu suatu metode inkuiri yang dalam praktiknya pendidik menyediakan bimbingan dan petunjuk bagi siswa. Dalam praktiknya inkuiri dilakukan atas petunjuk guru. Dimulai dari pertanyaan inti, guru mengajukan berbagai pertanyaan yang melacak dengan tujuan untuk mengarahkan peserta didik ke titik kesimpulan yang diharapkan. Selanjutnya, siswa melakukan percobaan untuk membuktikan pendapat yang dikemukakan. (2) Inkuiri yang dimodifikasi adalah metode pembelajaran pendidik hanya memberikan permasalah kepada siswa dan siswa diminta untuk memecahkan melalui pengamatan, eksplorasi atau melalui prosedur penelitian. Pendidik berperan sebagai pendorong, narasumber dan bertugas memberi bantuan kepada siswa terkait dalam proses pembelajaran. Metode ini siswa diarahkan untuk mengeksplorasi, merancang dan melakukan eksperimentasi. (3) Inkuiri bebas adalah pembelajaran yang memberi kemandirian penuh kepada siswa. Siswa merumuskan masalah dan mencari data secara mandiri. Dengan demikian peneliti hanya akan fokus kepada satu macam metode inkuiri yaitu Inkuiri terbimbing. 

3. Tahap Pembelajaran Metode Inkuiri terbimbing Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tahapan pembelajaran yang mengadaptasi dari tahapan pembelajaran inkuri yang dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak, adapun tahapan pembelajaran inkuiri sebagai berikut: Tabel 3 Tahap Pembelajaran Eggen & Kauchak Fase Perilaku Guru 1. Menyajikan pertanyaan atau permasalahan Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan masalah dituliskan di papan tulis. Guru membagi siswa dalam kelompok 2. Membuat hipotesis Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan mempriotaskan hippotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan. 3. Merancang percobaan Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan. 4. Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi Guru membimbing siswa yang mendapatkan informasi melalui percobaan. 5. Mengumpulkann dan menganalisis data Guru memberi kesempatan pada tiap kelompok utuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul. 6. Membuat kesimpulan Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan. 

 4. Tujuan Metode Inkuiri a. Meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam menemukan dan memproses bahan pelajaranya b. Mengurangi ketergantungan siswa pada guru untuk mendapatkan pelajaranya c. Melatih peserta didik dalam menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang tidak ada habisnya d. Memberi pengalaman seumur hidup e. Meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam menemukan dan memproses bahan pelajaranya f. Mengurangi ketergantunga peserta didik pada guru utuk mendapatkan pengalaman belajarnya g. Melatih peserta didik menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang tidak ada habisnya 

 5. Kelebihan dan kekurangan Metode Inkuiri Tabel 4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Inkuiri No. Kelebihan Metode Inkuiri Kekurangan Metode Inkuiri 1 Pembelajaran menjadi lebih hidup serta dapat menjadikan siswa aktif. Karena dilakukan berkelompok maka kemungkinan ada anggota kelompok yang tidak aktif. 2 Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar ide-ide dengan lebih baik. Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang menerima informasi dari guru apa adanya, ke arah membiasasakan belajar mandiri dan berkelompok dengan mencari dan mengolah informasi sendiri. 3 Membantu dalam menggunakan ingatan dan tranfer pada situasi pada proses belajar yang baru. Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumnya sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator dan pembimbing siswa dalam belajar. 

 B. Hasil Belajar Belajar merupakan kata kerja yang tentu saja memiliki pengertian yang beragam. Menurut Dimyanti pengertian hasil belajar adalah hasil yang dicapai seseorang siswa dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam nilai. Dijelaskan bahwa hasil belajar merupakan taraf keberhasilan siswa atau santri dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dalam bentuk nilai yang diperoleh dari hasil tes sejumlah materi. Dengan demikian pengertian belajar dapat diberikan batasan bahwa hasil belajar siswa adalah hasil kerja belajar seseorang siswa yang diperoleh atau dicapai dengan kemampuan yang optimal dalam tes sebagaimana yang dinyatakan dalam proporsi sebagai berikut: pertama, hasil belajar siswa mengukur apa yang telah dicapai siswa, kedua, hasil belajar itu sendiri diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi di sekolah. Hasil belajar dari sisi siswa merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif afekstif dan psikomotorik. Berdasarkan Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai tiga kategori. perincianya adalah sebagai berikut: 1. Ranah Kognitif ; Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, analisis,sintesis dan penilaian. 2. Ranah afektif; Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi 5 jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai organisasi dan karakterisasi dengan suatu atau kompleks nilai . 3. Rana psikomotorik; Meliputi ketrampilam motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neumuscular (menghubungkan dan mengamati).

 C. Mata pelajaran IPA 1. Pengertian Mata Pelajaran IPA Istilah IPA merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris “Natural Science. . Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam. Science artinya ilmu pengetahuan. Secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa alam semesta. Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar dan Garis-Garis Besar Program Pendidikan (GBPP) kelas V dinyatakan bahwa IPA merupakan hasil kegiatan manusia yang berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep-konsep yang terorganisir tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penguji gagasan-gagasan. 

  •  2. Tujuan pembelajaran IPA Tujuan pembelajaran IPA menurut KTSP (Depdiknas, 2006) secara terperinci adalah: a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya. b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. c. Mengebangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyaraka. d. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. f. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan kete rampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. D. Penerapan Metode Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada penelitian ini penulis menggunakan metode inkuiri terbimbing dalam pembelajaran. Karena dalam penerapan metode inkuiri siswa dimotivasi untuk terlibat langsung atau berperan aktif secara fisik maupun mental dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini berkesinambungan dengan konsep pembelajaran IPA yang menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami tentang alam sekitar secara ilmiah. Sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa SD dalam hal cara penyempaian, jenis kegiatan belajar, maupun penyediaan sumber belajarnya, inkuiri terbimbing cocok untuk diterapkan di tingkat SD karena inkuiri terbimbing dalam penerapanya pada pembelajaran mengenai konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasar dalam bidang IPA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

puisi alam : harta karun di pelosok negeriku , tanah terpencil